Jakarta, 28
November 2014,
Dear Selceuu,
Hari ini itu, seperti awan yang menaungi jakarta, seperti
matahari yang menyinari seluruh bumi, mengawali hari dengan ceria, dengan
antusias, namun saat tersadar hari menjelang malam, langit mendadak diam,
mendung, kemudian menitihkan rerintik butiran yang membuat basah. Ia menangis,
sang mentari kan menenggelamkan diri, memulai esok nya yang baru dengan para
penaung lainnya. Ahh.. awan hari ini mungkin lupa, bahwa mentari tak pernah
pergi , ia tetap ada di tempatnya, tetap terbit dari arah timur, kemudian
kembali ke peraduannya di barat. Dimanapun dan kapanpun, mentari tetap disana. Kitalah
awan, yang datang dan pergi tuk menghiasi hari-harinya.